Hindari kesalahan menata furnitur dengan memahami prinsip dasar desain interior yang dapat membantu menciptakan tata ruang yang selaras antara fungsi dan keindahan. Dalam artikel ini, kami akan membahas lima kesalahan umum yang sering terjadi, lengkap dengan solusi penataan berdasarkan kajian ilmiah.
5 Tips Wajib di Perhatikan Dalam Kesalahan Menata Furnitur
1. Mengabaikan Skala dan Proporsi

Kesalahan menata furnitur pertama yang paling sering terjadi adalah tidak mempertimbangkan skala dan proporsi furnitur terhadap ukuran ruangan. Sofa yang terlalu besar dalam ruang tamu kecil bisa membuat ruang terasa sempit dan sesak.
📌 Studi Pendukung: Menurut Piotrowski (2011) dalam “Interior Design Illustrated”, pemahaman skala dan proporsi adalah kunci dalam menciptakan komposisi ruang yang harmonis. Furnitur harus “berdialog” dengan ruang sekitarnya secara visual dan fungsional.
✅ Tips: Ukur ruangan dan furnitur sebelum membeli. Gunakan sketsa atau aplikasi desain interior untuk memvisualisasikan tata letak.
2. Menempelkan Semua Furnitur ke Dinding

Kesalahan menata furnitur kedua banyak orang berpikir menempelkan furnitur ke dinding akan membuat ruang terasa lebih luas. Padahal, ini justru bisa membuat ruangan terasa dingin dan kurang mengundang.
📌 Studi Pendukung: Dalam jurnal Journal of Interior Design (Park, 2004), ditunjukkan bahwa konfigurasi furnitur yang mengundang interaksi sosial, seperti saling berhadapan dalam satu focal point, lebih mendukung kenyamanan psikologis.
✅ Tips: Ciptakan “zona percakapan” dengan mengatur sofa dan kursi membentuk area tengah. Sisakan ruang di belakang furnitur untuk menciptakan sirkulasi alami.
3. Mengabaikan Titik Fokus

kesalahan menata furnitur ketiga ruangan yang tidak memiliki titik fokus akan terasa membingungkan secara visual. Furnitur yang diletakkan sembarangan tanpa memperhatikan focal point bisa menghilangkan daya tarik ruangan.
📌 Studi Pendukung: Ching (2014) dalam “Architecture: Form, Space, and Order”, menekankan pentingnya titik fokus dalam mengarahkan pandangan dan menciptakan struktur visual dalam ruang.
✅ Tips: Tentukan focal point seperti jendela besar, perapian, TV, atau karya seni. Tata furnitur menghadap atau mengelilingi titik tersebut.
4. Kurangnya Ruang Sirkulasi

kesalahan menata furnitur ke empat menyusun furnitur terlalu rapat atau terlalu jauh dapat menghambat aliran gerak penghuni dalam ruangan. Ruang sirkulasi yang buruk juga bisa menjadi bahaya keselamatan.
📌 Studi Pendukung: Berdasarkan panduan dari National Building Code dan referensi arsitektur (Neufert, 2012), ruang sirkulasi minimal antar furnitur adalah sekitar 60–90 cm untuk kenyamanan gerak.
✅ Tips: Sisakan jarak yang cukup antar elemen furnitur, terutama di area transisi seperti pintu masuk dan koridor.
5. Pencahayaan yang Tidak Mendukung Tata Letak

kesalahan menata furnitur ke lima Pencahayaan yang buruk atau tidak disesuaikan dengan penataan furnitur dapat membuat ruangan tampak gelap dan tidak menarik.
📌 Studi Pendukung: Menurut Wang & Boubekri (2010) dalam penelitian “Impact of Natural Light on Interior Space”, pencahayaan alami dan buatan harus dirancang seiring dengan posisi furnitur agar menciptakan suasana yang mendukung aktivitas.
✅ Tips: Gunakan kombinasi pencahayaan ambient, task, dan accent lighting. Pastikan lampu baca berada di dekat sofa atau kursi, dan jendela tidak terhalang furnitur besar.
Baca Juga : Ini Tips Renovasi Rumah Ramah Lingkungan!
Kesimpulan
Menata furnitur bukan sekadar soal estetika, tapi merupakan bagian dari perencanaan ruang yang mempengaruhi aktivitas harian dan kenyamanan. Dengan memahami prinsip desain interior dan menghindari lima kesalahan di atas, kamu bisa menciptakan ruangan yang fungsional dan menyenangkan.
🔎 Masih Bingung Menata Ruangan?
Jika kamu merasa ruangan di rumah kurang nyaman atau tidak proporsional, bisa jadi ada kesalahan menata furnitur yang tak disadari.
💬 Konsultasikan kebutuhan desain interiormu bersama Kiara Marga – kami siap bantu wujudkan ruang yang fungsional, estetik, dan sesuai gaya hidupmu!
📞 Hubungi kami sekarang dan hindari kesalahan penataan yang bikin ruangan terasa sempit dan tidak maksimal.
Referensi Artikel
Piotrowski, C. M. (2011). Interior Design Illustrated. Wiley.
Ching, F. D. K. (2014). Architecture: Form, Space, and Order. Wiley.
Park, N. K. (2004). Interior Spatial Layout and Human Interaction. Journal of Interior Design.
Neufert, E. (2012). Architects’ Data. Wiley-Blackwell.
Wang, L., & Boubekri, M. (2010). Daylighting and View through Windows in Workplace. Journal of Environmental Psychology.