Ringkasan Artikel Kiara Marga
Furnitur atau perabotan adalah benda-benda yang dibuat untuk memudahkan kegiatan manusia sehari-hari. Selain berguna, furnitur juga bisa membuat ruangan jadi lebih indah. Berikut ini jenis-jenis furnitur berdasarkan kegunaannya:
1. Furnitur Ruang Tamu:
-
Tempat Duduk:
-
Sofa
-
Kursi
-
Kursi malas
-
Bangku
-
-
Meja:
-
Meja kopi
-
Meja samping
-
Meja konsol
-
-
Penyimpanan:
-
Lemari TV
-
Rak buku
-
Lemari hias
-
2. Furnitur Kamar Tidur:
-
Tempat Tidur:
-
Rangka tempat tidur
-
Kasur
-
Nakas
-
-
Penyimpanan:
-
Lemari pakaian
-
Laci
-
Meja rias
-
3. Furnitur Dapur dan Ruang Makan:
-
Meja dan Kursi:
-
Meja makan
-
Kursi makan
-
Bangku bar
-
-
Penyimpanan:
-
Lemari dapur
-
Rak piring
-
Bufet
-
4. Furnitur Kantor:
-
Tempat Duduk:
-
Kursi kantor
-
Kursi rapat
-
-
Meja:
-
Meja kerja
-
Meja komputer
-
-
Penyimpanan:
-
Lemari arsip
-
Rak buku
-
5. Furnitur Luar Ruangan:
-
Tempat Duduk:
-
Kursi taman
-
Kursi berjemur
-
Ayunan
-
-
Meja:
-
Meja taman
-
Fungsi Seni Ruangan

Perabotan sering kali dirancang dengan memperhatikan nilai seni, menjadikannya bagian dari seni dekoratif. Dalam hal ini, perabotan tidak hanya berfungsi secara praktis, tetapi juga berperan dalam mempercantik ruangan. Desain perabotan yang estetik dapat menciptakan suasana yang nyaman, menyenangkan, dan sesuai dengan tema ruangan. Oleh karena itu, furnitur juga dianggap sebagai elemen penting dalam desain interior.
Nilai-Nilai Simbolik dan Kepercayaan Agama

Di beberapa budaya, perabotan tidak hanya berfungsi praktis, tetapi juga memiliki makna simbolis atau digunakan dalam upacara keagamaan. Misalnya, kursi tertentu mungkin hanya digunakan oleh individu dengan status sosial tinggi atau oleh pemimpin agama. Dalam budaya lain, furnitur seperti meja altar atau kursi perjamuan memiliki peran penting dalam ritual keagamaan atau upacara adat.
Bahan-Bahan dalam Pembuatan Perabotan
Perabotan dapat dibuat dari berbagai bahan, yang masing-masing memiliki karakteristik dan kelebihan tersendiri. Beberapa bahan umum yang digunakan untuk pembuatan furnitur antara lain logam, plastik, dan kayu.
Manusia telah menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam, seperti potongan kayu, batu, dan lumut, untuk membuat perabotan sejak zaman prasejarah. Hingga saat ini, praktik tersebut masih dilakukan oleh sebagian orang, baik di rumah maupun saat berkemah.
Berdasarkan temuan arkeologi, sekitar 30.000 tahun yang lalu, manusia mulai merancang dan membuat perabotan dengan memanfaatkan bahan alami seperti kayu, batu, dan tanaman. Salah satu penemuan arkeologi yang terkenal adalah perabotan yang ditemukan di pemukiman kuno di Skotlandia pada zaman Neolitikum, seperti tempat tidur dari batu, lemari pakaian, dan rak untuk piring. Perabotan-perabotan ini menunjukkan bahwa manusia telah mulai memanfaatkan alam untuk menciptakan barang-barang yang berguna dalam kehidupan mereka. (skia.one.ro)
Sejarah Penggunaan Kayu dan Material Lain

Sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi, ketika manusia mulai bercocok tanam, mereka juga mulai membuat perabotan yang lebih awet dengan memanfaatkan bahan alami, seperti kayu. Salah satunya adalah penggunaan kayu oleh peradaban Mesir kuno yang terkenal karena iklim mereka yang kering, sehingga kayu menjadi bahan pilihan utama untuk membuat perabotan yang tahan lama.
Orang Mesir kuno memiliki kebiasaan mengubur orang yang sudah meninggal bersama barang-barang berharga mereka, termasuk perabotan. Ini menyebabkan banyak perabotan kuno yang ditemukan dalam makam-makam Mesir. Perabotan dari Mesir kuno sering kali dihiasi dengan ukiran indah yang menjadi simbol kekayaan dan kekuasaan.
Perubahan Setelah Perang Dunia II
Setelah Perang Dunia II, penggunaan kayu dalam pembuatan perabotan mulai menurun. Hal ini disebabkan oleh perkembangan bahan-bahan sintetis yang lebih murah dan dapat diproduksi secara massal. Dengan adanya kemajuan industri, perabotan sintetis menjadi lebih populer karena lebih mudah diproduksi dan lebih terjangkau. Perabotan modern saat ini banyak yang menggunakan bahan sintetis, plastik, dan logam, meskipun kayu tetap menjadi pilihan populer dalam pembuatan furnitur berkualitas tinggi.
Prasejarah Asal Usul Kata Furnitur atau Mebel
Dikutip dari Britannica, kata “furniture” berasal dari bahasa Prancis fourniture, yang berarti perlengkapan. Kata ini memiliki kesamaan dengan istilah dalam berbagai bahasa lain, seperti “Möbel” (Jerman), “meuble” (Prancis), “mueble” (Spanyol), dan “mobile” (Italia), yang semuanya merujuk pada benda-benda yang mudah dipindahkan.
Zaman Prasejarah
Menurut id.wikipedia.org, pada periode Neolitikum (sekitar 3100–2500 SM), manusia mulai menetap dan membangun tempat tinggal permanen. Hal ini mendorong mereka untuk menciptakan perabotan dasar. Salah satu bukti tertua ditemukan di Skara Brae, Orkney, Skotlandia, di mana terdapat rumah-rumah batu yang dilengkapi dengan tempat tidur, lemari, dan kursi yang juga dibuat dari batu. Adanya lemari pakaian dekat pintu masuk menunjukkan pentingnya penyimpanan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat prasejarah.
Peradaban Kuno
- Mesir Kuno: Furnitur di Mesir Kuno menunjukkan tingkat keahlian yang tinggi. Contohnya adalah tempat tidur dan kursi berlapis emas yang ditemukan di makam Ratu Hetepheres dari milenium ke-3 SM, mencerminkan kemewahan dan status sosial (workshopfurniture.id).
- Yunani Kuno: Desain furnitur mulai berkembang, salah satunya adalah kursi klismos yang memiliki bentuk elegan dan ergonomis, muncul pada milenium ke-2 SM (id.wikipedia.org).
- Romawi Kuno: Awalnya, furnitur Romawi mengadopsi gaya Yunani dan Mesir. Namun, seiring waktu berkembang menjadi lebih khas dengan desain lebih elegan, bahan berkualitas tinggi, dan pengerjaan yang luar biasa (Binus University).
Abad Pertengahan hingga Renaisans
Pada Abad Pertengahan, furnitur umumnya terbuat dari kayu dengan ukiran yang detail dan rumit. Memasuki era Renaisans, desain furnitur semakin berkembang dengan ornamen yang lebih mewah, mencerminkan perubahan dalam seni dan budaya (interiorruangan.com).
Revolusi Industri dan Abad ke-19
Revolusi Industri membawa perubahan besar dalam produksi furnitur. Penggunaan material seperti besi dan baja mulai menggantikan kayu. Pada masa ini juga muncul gaya Art Nouveau yang mengusung desain organik dengan pola-pola alami. Produksi massal membuat furnitur lebih terjangkau bagi banyak orang (Versailles).
Abad ke-20 hingga Era Modern
Pada abad ke-20, muncul gerakan Bauhaus yang mengedepankan fungsionalitas dan minimalisme. Desain furnitur mulai menggunakan material seperti logam dan kaca untuk menciptakan tampilan modern dan praktis. Gaya Mid-Century Modern kemudian muncul dengan desain sederhana namun tetap estetis (woodenworksjepara.com).
Perkembangan di Asia
Furnitur di Asia berkembang dengan ciri khas yang unik. Di Indonesia, mebel ukir dari Jepara dan Bali terkenal dengan motif dan hiasannya yang khas. Negara-negara seperti Cina, Jepang, India, dan Mongolia juga memiliki tradisi furnitur yang mencerminkan budaya dan filosofi masing-masing.
Fungsi dan Makna Sosial
Selain sebagai benda fungsional, furnitur juga mencerminkan status sosial. Misalnya, kursi kerajaan yang dihiasi dengan ukiran rumit melambangkan kekuasaan, sementara kursi untuk rakyat biasa dibuat lebih sederhana meskipun tetap berkualitas baik (kompasiana.com).
Secara keseluruhan, evolusi furnitur mencerminkan perkembangan kebutuhan, teknologi, dan estetika manusia, mulai dari perabotan sederhana di masa prasejarah hingga desain modern yang inovatif.